(Zea mays).
A.Syarat Tumbuh.
Komoditas
ini mempunyai wilayah adaptasi yang cukup luas mulai lahan subur hingga lahan
marginal. Dapat dikembangkan mulai agroekosistem lahan kering, lahan sawah
tadah hujan hingga lahan sawah irigasi
Benih.
B. Benih.
Benih yang diperlukan sebanyak 20 - 50 kg per
hektar dengan daya kecambah minimal 90%.
Benih direndam dengan larutan BIO SPF selama 5 menit. Dosis 5 gram
BIO SPF dilarutkan dengan 5 liter air.
C. Olah
Tanah.
Penyiapan lahan. Lahan diolah dengan bajak dan garu. Lahan bisa juga
tanpa olah tanah sempurna apabila lahan termasuk lahan yang gembur.
D.
Penanaman.
Jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lahan, sifat varietas
dan musim. Pada kondisi lahan subur sebaiknya digunakan jarak tanam agak lebar
dibanding lahan kurang subur. Pada tanah subur pertumbuhan tanaman lebih besar
dibanding tanah kurang subur sehingga membutuhkan ruang tumbuh yang lebih
lebar. Selain faktor kesuburan tanah, ada varietas yang secara genetis memiliki
kanopi lebar sehingga jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding varietas
yang secara genetis memiliki kanopi sempit. Selain faktor kesuburan lahan dan
sifat genetis tanaman, musim juga turut menentukan penggunaan jarak tanam. Pada
musim hujan jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding musim kemarau.
Pada musim kemarau jarak tanam yang digunakan lebih rapat dibanding pada musim
hujan. Hal ini disebabkan pada musim kemarau penguapan air tinggi dibanding
musim hujan sehingga untuk mengurangi penguapan air digunakan jarak tanam
rapat.
- Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam :
a.Jarak
tanaman 75 cm x 40
cm masing-masing 2 biji per lubang tanam dengan populasi 66.000 -
71.000.
b.Jarak tanam
75 cm x 20 cm dengan jumla biji 1 biji per lubang tanam dengan
populasi= 66.000 - 71.000.
c.Bisa juga menggunakan cara tanam legowo 90–40cm x 20cm,
1 tanaman/lubang atau 100–40cm x 40cm, 2 tanaman/lubang dengan populasi =
71.000 - 77.000 tan/ha.
Penanaman
dilakukan dengan tali jarak tanam yang telah diberi tanda sesuai ukuran yang
akan digunakan.
- Benih dimasukan ke dalam lubang tanam dan tutup tipis dengan tanah atau pupuk kandang. Pupuk kandang 1 ton sebelumnya di campur dengan 10 bolol MOSA GOLD isi 500 gr untuk lahan seluas 1 Ha.
E.
Pemupukan.
- Pupuk Unorganik.
Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh dengan subur dan berproduksi
optimal. Pemupukan didasarkan atas kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
Pupuk yang umum digunakan adalah pupuk tunggal yaitu Urea sebagai pupuk N,
SP-36 sebagai pupuk P dan KCl sebagai pupuk K.
Pemupukan dilakukan dua kali yaitu umur tanaman 10 dan 35 hari setelah
tanam (hst) pada jenis tanah yang didominasi liat . Untuk
tanah yang didominasi pasir pemupukan bisa dilakukan tiga kali yaitu umur 7-10 hst, 28-30 hst dan
40-45 hst.
- Takaran pupuk yang dianjurkan untuk jagung hibrida ini adalah 450 kg Urea per hektar, 100 – 150 kg SP 36 per hektar dan 50 – 100 kg KCl per hektar.
- Pemupukan dilakukan secara bertahap,Tahap I 7-10 hari setelah tanam (HST) dengan pupuk yang diberikan 150 kg Urea dan TSP dan KCl seluruhnya diberikan.
- Sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada 30 – 35 HST dengan pupuk yang diberikan hanya 300 kg Urea per hektar.
- Untuk tanah berpasir pemupukan kedua pada 30 -35 HST dengan pupuk 150 kg Urea per hektar dan pemupukan ketiga 150 Kg Urea per Hektar pada umur 40 – 45 HST.
- Pemupukan dilakukan pada lubang atau larikan kurang lebih 10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah.
- Pupuk Organik.
Pemupukan
Organik Cair dan Hormon dilakukan saat umur 1minggu HST, 3 minggu HST, 5 minggu
HST.
Penyemprotan dilakukan saat pagi hari sebelum jam 9, yaitu saat stomata
membuka dan dilakukaan pada sisi daun sebelah bawah.
Untuk 1 tanki semprot isi 14 liter air menggunakan 1 tutup HORTECH dan 5
tutup AGRITECH.
F.
Penyiangan.
Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam
(HST). Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 28 – 30 hari
setelah tanam (HST) pada saat sebelum dilakukan pemupukan kedua.
G.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.
- Penyakit Bulai.
Untuk
mengendalikan penyakit bulai yang biasa menyerang dikendalikan
dengan perlakuan benih. Sebelum tanam benih direndam dengan BIO SPF. Sebanyak 5 gram BIO SPF di
larutkan dalam 2 – 5 liter untuk merendam benih jagung selama 1 jam.
H. Irigasi.
Irigasi. Pemberian air atau irigasi dilakukan pada saat musim
kemarau. Pemberian air dilakukan sebelum tanam, 15 hari setelah tanam
(HST), 30 hari setelah tanam (HST), 45 hari setelah tanam (HST), 60 hari
setelah tanam (HST), dan 75 hari setelah tanam (HST).
H. Panen.
- Jagung manis.
Jagung manis
dipanen saat umur kira kira 60 hari, ditandai dengan rambut jagung sudah
kecoklatan. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dipilih tongolnya sudah berisi
namun belum tua, sehingga cocok untuk jagng rebus maupun jagung bakar.
- Jagung Pipil.
Jagung sudah
dapat dipanen jika klobot atau kulit jagung sudah mengering dan berwarna coklat
muda,dengan biji mengkilap dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar