Pedoman
Budidaya Padi Sawah
Oryza
sativa
I.
SYARAT TUMBUH :
Padi bisa tumbuh baik pada
ketinggian 0 – 1.500 m dpl dengan temperatur 19 -27 oC. Memerlukan penyinaran
matahari penuh tanpa ada naungan.Cocok ditanam pada kondisi tanah yang subur
dan berlumpur.
Padi bisa ditanam pada
lahan sawah, di tegalan dengan padi gogo
rancah atau di lahan rawa / pasang
surut.
II.
BENIH :
Gunakan benih
bersertifikat ( label biru ) atau benih yg sudah teruji mutunya.
Sebelum disebar benih
direndam dalam larutan BIO SPFdosis 10 cc /liter air dan HORTECH dosis 2 cc/ liter air.Banyaknya air untuk
merendam disesuaikan dengan berat benih yang direndam.
Rendam benih selama 8 – 12
jam, dan benih yang mengambang dibuang.
Benih yang telah direndam selanjutnya diperam hingga berkecambah.
III.
PERSEMAIAN :
1.
Untuk
luas tanam 1 Hasawah perlu disiapkan
lahan persemaian 400 – 500 m2( sekitar 0,2 luas pertanaman ) dengan
lebar bedeng 120 – 130cm,tinggi 5cm.Sekitar 10cm tepi kanan dan kiri bedengan
jangan ditaburi benih.
2.
Persemaian
diberi pupuk dengan 100gr urea dan 10gr TSP per m2 dan ditabur waktu membuat bedengan persemaian.
3.
Taburkan
benih 50 -70 gram untuk tiap m2 persemaian.
4.
Kebutuhan
benih 20 -25 kg per Ha.
5.
Air
dijaga agar tidak menggenangi bedengan sebelum muncul 1daun dan dijaga agar tetap
basah.
6.
Setelah
bibit berumur 10 hari disemprot dengan POC AGRITECH dengan dosis 2 tutup ( 1
tutup=10 cc) per tanki isi 14 liter air bersih.
7.
Semprotkan
TOP BN pada persemaian untuk pengendalian penggerek batang padi, ,wereng,
walang sangit.Dosis 30 gr TOP BN dalam 1 tanki isi 14liter air bersih.
IV.
OLAH LAHAN :
Penanaman dapat dilakukan
pada berbagai jenis tanah asalkan dapat tersedia struktur lumpur dengan
kedalaman 15 -30cm
Untuk mendapatkan struktur
lumpur dengan baik perlu dilakukan :
1.
Merendam
lahan yang akan diolah selama 3 -4 hari.
2.
Pembajakan
ke 1.
3.
Merendam
2 – 3hari.
4.
Pembajakan
ke 2.
5.
Merendam
2 – 3 hari.
6.
Menggaru
dan meratakan permukaan tanah agar dapat menahan air dengan baik dan merata hingga
lahan siap ditanami.
V.
TANAM :
1.
Tanam
padi dilakukan dengan pindah bibit . Pindah bibit saat umur 15 – 20 hari atau
saat telah tumbuh 3 – 5 daun. Ciri bibit yang baik yaitu batang bawah besar dan
kuat, tumbuh seragam, dan tidak terserang hama dan penyakit.
2.
Tanam
dangkal dengan kedalaman 1 – 2cm,Jika terlalu dalam akan mengakibatkan
berkurangnya anakan.
3.
Jarak
tanam saat musim kemarau ( April – juni ) 20x20cm atau 25x25cm.Saat musim
penghujan ( Oktober – Januari ) 25x25cm atau 30x30cm.
4.
Bisa
menggunakan jajar legowo 3 atau 4.
5.
Tiap
titik tanam dianjurkan menanan 1 – 2 bibit.
VI.
PEMUPUKAN :
Dosispenggunaan pupuk
Makro perHektar :
Urea : 300kg
SP 36 :
150kg
KCl : 75kg
Atau dapat juga berpedoman
pada rekomendasi daerah setempat.
Perincian Pemupukan Padi :
1.
Sebelum
lahan di garu :
a.
Tebar
100kg Urea + 100gr SP 36 + 25kg KCl. Pupuk Tersebut bisa dicampur dengan MOSA
GOLD 500 gr x 10 dan sebarkan merata ke lahan.
b.
Tebar
Pupuk Kandang atau Kompos 2 – 5 Ton/ Ha.
c.
Semprotkan
ke lahan 1 tutup HORTECH/tanki 14 liter
+ 5 tutup AGRITECH / tanki 14 liter.
2.
Tanaman
Umur 2 minggu.
Semprotkan 1 tutup
HORTECH/tangki 14ltr + 5 tutup AGRITECH/
tankki 14 liter.
3.
Tanaman
Umur 25 hari.
a.
100kg
urea + 50kg TSP +25kg KCl.
b.
Semprotkan
2 tutup HORTECH / tanki 14 liter
10 tutup AGRITECH / tanki 14 liter.
4.
Tanaman
umur 45 hari.
100 kg urea + 25kg KCL
2 tutup HORTECH / tangki
14ltr
10 tutup AGRITECH / tangki 14ltr
Kebutuhan Pupuk Mikro per Hektar :
1.
MOSA
GOLD : 500 gr x 10 botol.
2.
AGRITECH : 500 cc x 10 - 15 botol.
3.
HORTECH : 100 cc x 10-15 botol.
VII.
PENYIANGAN :
Pengendalian gulma jenis
daun sempit dan lebar dilakukan padasaat tanaman padi berumur 21 – 45hari
setelah tanam.
VIII.
PENGAIRAN :
1.
Jaga
ketinggian air 3cm saat umur 4 – 5hari,agar bibit dapat tumbuh dan menghambat
gulma.
2.
Pada
saat masa vegetatif sampai umur 35hari digenangi air dengan ketinggian 5cm.
3.
Saat
padi berumur 35 – 40hari ketinggian air dikurangi menjadi 3 cm guna menghambat pertumbuhan gulma.
4.
Saat
padi berumur 40 – 80hari genangan air dinaikkan menjadi 5cm
5.
Padi
mencapai umur 80hari genangan air dikurangi lagi menjadi 3cm.
6.
Setelah
padi bernas sawah dikeringkan hingga panen.
IX.
PENGENDALIAN ORGANISME
Sebelum terserang penyakit lakukan
perendaman benih sebelum disebar dipesemaian dengan larutan BIO SPF
dengan dosis 10 cc dilarutkan dengan 1 liter air agar tanaman lebih kuat
dan terlindungi dari penyakit dari awal.
Macam-macam hama dan penyakit yang
biasa menyerang tanaaman padi:
Ø
Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala:
menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar
tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang
baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun;
(2) menggunakan TOP BN 30 gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter
air.Dosis 1000 m2 diperlukan TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Padi
Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun
menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat,
pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: TOP BN30 gr untuk
dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air.Dosis 1000 m2 diperlukan
TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Wereng penyerang batang padi:
wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi
berpunggung putih (Sogatella furcifera)
dan Wereng penyerang daun padi: wereng
padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala:
tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar,
tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi
serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64,
Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan TOP BN 30 gr untuk
dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air.Dosis 1000 m2 diperlukan
TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan
tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi
berbintik-bintik hitam.
Pengendalian:
(1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan
telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan TOP BN
30 gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air.Dosis 1000 m2 diperlukan
TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang
batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi
yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan TOPBN 30 gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki
isi 14 liter air.. Dosis 1000 m2 diperlukan TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Penggerek batang padi
terdiri
atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza
innotata), kuning (T. incertulas),
bergaris (Chilo supressalis) dan
merah jambu (Sesamia inferens).
Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna
kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering.
Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman
bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1)
menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi
sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2)
menggunakan TOP BN 30 gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air.Dosis
1000 m2 diperlukan TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan
buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan
hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam
serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung
hantu.
Ø
Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji
berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Ø
Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah
yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat
tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah
mati. Pengendalian: Rendam benih sebelum ditebar dengan BIO SPF
Ø
Penyakit Blast
Penyebab:
jamur Pyricularia oryzae. Gejala:
menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku,
tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan
makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar
sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri
IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase
pembentukan bulir; (2) pemberian SUPER SUPER GLIO di awal tanam .
Ø
Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur
Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun
dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah
dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2)
pemberian SUPER SUPER GLIO pada saat pembentukan anakan.
Ø
Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar
membusuk. Pengendalian: merenggangkan
jarak tanam, mencelupkan benih + AGRITECH dan disebari SUPER GLIO di lahan.
Ø
Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik
tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi
cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam
varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari
luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan BIO SPF
dengan merendam benih dosis 10 cc BIO SPF dalam 1 liter air bersih.
Ø
Penyakit kerdil
Penyebab:
virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua
bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan,
batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian:
sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan
memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan TOP 30 gr
untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air.Dosis 1000 m2 diperlukan
TOP BN 100 – 200 gr.
Ø
Penyakit tungro
Penyebab:
virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala:
menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun
kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai
kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara,
IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan
TOP BN.BN 30 gr untuk dilarutkan dalam 1 tanki isi 14 liter air.Dosis 1000 m2 diperlukan TOP BN 100 – 200 gr.
X.
PANEN :
1.
Panen
dilakukan saat masak bulir mencapai 90% atau saat malai bagian atas dan bawah telah masak, bulir padi
berwarna kuning, tangkai padi merunduk.
2.
Pemanenan
dilakukan dengan sabit atau ketam.
3.
Perontokan
bulir padi dilakukan dengan mesin perontok atau perontok kayuh.
4.
Dilakukan
penjemuran di bawah terik matahari selama 3 – 4 hari.
5.
Setelah
cukup kering gabah disimpan di gudang atau digiling dengan Rice Mill Unit untuk
menjadi beras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar