BUDIDAYA KELAPA
SAWIT (Elaeis guinensis)
Analisis per Ha
PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis sp ) merupakan ” keajaiban tanaman perkebunan”. Selain
penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel),
turunan dari produk ini sangatlah banyak. Usaha peningkatan produksi
kelapa sawit bisa dilakukan dengan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun
yang sudah ada dan intensifikasi.
SYARAT TUMBUH
Tempat:
Ø Ketinggian tempat yang ideal
untuk sawit antara 1- 500
m dpl
Ø tingkat keasaman tanah (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 - 5,5.
Cuaca :
Ø Lama penyinaran matahari
antara 5 - 7 jam / hari,
Ø curah hujan tahunan 1.500 - 4.000 mm,
Ø temperatur optimal 24-28°C.
Ø kelembaban optimum yang ideal untuk
tanaman sawit sekitar 80-90%
Ø kecepatan angin 5-6 km/jam
untuk membantu proses penyerbukan.
TEKNOLOGI BUDIDAYA
Pengecambahan Benih
Benih yang telah disiapkan disemaikan /
dikecambahkan dalam polibag, setelah 15-20 hari kemudian sebagian besar benih
telah berkecambah siap dipindahkan ke
persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang
tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
Penyemaian
1.Benih yang sudah berkecambah,
direndam dengan Bio-SPF 1 jam, disemai dalam polybag kecil (12x23 cm atau
15x23 cm) rata atas yang telah dilubangi untuk drainase, kemudian diletakkan
pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.
2. Polybag diisi dengan 1,5-2,0 kg
tanah atas yang telah diayak dan telah dicampur dengan pupuk kandang + Super Glio.
Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman,
penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan
Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan dua kali
sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan.
Kebutuhan air siraman ± 2
lt/polybag/hari, disesuaikan dengan umur bibit.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan 2-3 kali
dalam sebulan, baik yang tumbuh dalam polybag maupun di tanah, atau disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma.
Pengawasan dan Seleksi
Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal,
berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang,yaitu pada saat bibit
berumur 4 bulan dan 9 bulan, yakni dengan ciri-ciri;
1. Bibit tumbuh meninggi dan kaku
2. Bibit terkulai
3. Anak daun tidak membelah sempurna
4. Terkena penyakit
5. Anak daun tidak sempurna
Pemupukan
Pemupukan bibit sangat penting untuk
memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan subur. Pupuk yang diberikan adalah
Urea dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk (tabel 1)
Pemindahan Bibit ke Lapangan
Bibit yang telah berumur 8-14 bulan dapat dipindahkan ke areal pertanaman.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Pola tanam kelapa sawit dapat
monokultur ataupun tumpangsari. Pada pola tanam monokulltur, sebaiknya penanaman
tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai tanaman penutup tanah dilaksanakan segera
setelah persiapan lahan selesai. Sedangkan pada pola tanam tumpangsari dapat
ditanami tanaman ubi kayu, jagung atau padi
Pengajiran
Maksud pengajiran adalah untuk
menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang
dipakai. Sistem jarak penanaman yang digunakan adalah segitiga sama sisi,
dengan jarak 9x9x9 m. Dengan sistem segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara –
Selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m,
jumlah tanaman 143 pohon/ha.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari
sebelum menanam dengan ukurannya adalah 50x40x40 cm.
Cara Penanaman
1. Sebelum penanaman dilakukan
pemupukan dasar lubang tanam dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti
Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gr/lubang.
2. Penanaman bibit harus diatur
sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan
lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan
tergenang air.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi
penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah, membentuk piringan (bokoran),
pemupukan, dan pemangkasan daun.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti
tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Penyulaman yang baik dilakukan pada
musim hujan. Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam
yaitu berkisar 10-14 bulan.
Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman kacang kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Jenis tanaman
kacang-kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalah Centrosema pubescens,
Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.
Membentuk Piringan (Bokoran)
Piringan di sekitar tanaman kelapa
sawit (1-2 m) keliling dijaga harus tetap bersih.
Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah
pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl, Kiserit dan Borax). Pemupukan tambahan
dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax
(Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit (tabel 2 dan 3)
Pemangkasan / Penunasan Daun
Penunasan daun bertujuan untuk memperoleh pohon yang
bersih dengan jumlah daun yang optimal sesuai umur dalam satu pohon serta
memudahkan pemanenan.
1.
Tunas pasir, yaitu penunasan tanaman yang berumur 16-20
bulan
2.
Tunas produksi, yaitu penunasan yang dilakukan pada umur
20-28 bulan
3.
Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan
yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan menyisakan sejumlah 28-54 helai pelepah.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan untuk
menghindari terjadinya persaingan antara tanaman kelapa sawit dengan gulma
dalam pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebagian besar hama yang menyerang
adalah golongan insekta atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang
tanaman sawit umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
a. Hama
Tungau : Pengamatan
rutin dan penyemprotan dengan pestisida kimia ramah lingkungan
Ulat Setora : Penyemprotan
dengan TOP BN
Nematoda : Diracun dengan natrium arsenit.
Kumbang : Dikendalikan
dengan Metharrizium anisopliae (Agens M)
Penggerek Tandan Buah : Penyemprotan
dengan TOP BN
Ulat Api : Penyemprotan
dengan TOP BN
a. Penyakit
Root Blast : Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp
pencegahan dengan SUPER GLIO
Garis Kuning : Penyebab: Fusarium
oxysporum ,Pencegahan SUPER GLIO
semenjak awal.
Dry Basal Rot : Penyebab: Ceratocyctis
paradoxa yang menyerang bagian batang.
Pengendalian: Pengocoran bibit/
tanaman dengan BIO-SPF
Bud Rot : Penyebab: bakteri Erwinia.
Pengendalian: belum ada cara efektif
yang ditemukan dalam pemberantasan penyakit ini. Untuk pencegahannya yaitu
menjaga kebersihan (sanitasi) kebun terutama disekitar tanaman dan kocorkan BIO - SPF
Catatan: Jika pengendalian hama penyakit
dengan menggunakan pestisida alami belum bisa mengatasi, dapat dipergunakan
pestisida kimia yang dianjurkan.
PANEN
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah
setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika
tanaman telah berumur 31 bulan, dengan tanda sedikitnya 60% buah telah matang
panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang
dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari
tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar