Minggu, 14 April 2013

Budidaya kelapa sawit



BUDIDAYA KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis)
Analisis per Ha

PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis sp ) merupakan ” keajaiban tanaman perkebunan”.  Selain penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel), turunan dari  produk ini sangatlah banyak. Usaha peningkatan produksi kelapa sawit bisa dilakukan dengan  perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi.

SYARAT TUMBUH

Tempat:

Ø  Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1- 500 m dpl
Ø   tingkat keasaman tanah  (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 - 5,5.

Cuaca :

Ø  Lama penyinaran matahari antara 5 - 7 jam / hari,
Ø  curah hujan tahunan 1.500 - 4.000 mm,
Ø  temperatur optimal 24-28°C.
Ø  kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90%
Ø  kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.

TEKNOLOGI BUDIDAYA

Pengecambahan Benih
Benih yang telah disiapkan disemaikan / dikecambahkan dalam polibag, setelah 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah  siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.

Penyemaian
1.Benih yang sudah berkecambah, direndam dengan Bio-SPF 1 jam,  disemai dalam polybag kecil (12x23 cm atau 15x23 cm) rata atas yang telah dilubangi untuk drainase, kemudian diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.
2. Polybag diisi dengan 1,5-2,0 kg tanah atas yang telah diayak dan telah dicampur dengan pupuk kandang + Super Glio.

Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan

Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan. Kebutuhan air siraman ± 2 lt/polybag/hari, disesuaikan dengan umur bibit.

Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, baik yang tumbuh dalam polybag maupun di tanah, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

Pengawasan dan Seleksi
Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang,yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan, yakni dengan ciri-ciri;
1. Bibit tumbuh meninggi dan kaku
2. Bibit terkulai
3. Anak daun tidak membelah sempurna
4. Terkena penyakit
5. Anak daun tidak sempurna

Pemupukan
Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan subur. Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk (tabel 1)

Pemindahan Bibit ke Lapangan
Bibit yang telah berumur 8-14  bulan dapat dipindahkan ke areal pertanaman.


Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Pola tanam kelapa sawit dapat monokultur ataupun tumpangsari. Pada pola tanam monokulltur, sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai tanaman penutup tanah dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Sedangkan pada pola tanam tumpangsari dapat ditanami tanaman ubi kayu, jagung atau padi

Pengajiran
Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Sistem jarak penanaman yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9x9x9 m. Dengan sistem segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m, jumlah tanaman 143 pohon/ha.

Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum menanam dengan ukurannya adalah 50x40x40 cm.

Cara Penanaman
1. Sebelum penanaman dilakukan pemupukan dasar lubang tanam dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gr/lubang.
2. Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah, membentuk piringan (bokoran), pemupukan, dan pemangkasan daun.


Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Penyulaman yang baik dilakukan pada musim hujan. Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu berkisar 10-14 bulan.

Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman kacang kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Jenis tanaman kacang-kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalah Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.

Membentuk Piringan (Bokoran)
Piringan di sekitar tanaman kelapa sawit (1-2 m)  keliling dijaga  harus tetap bersih.

Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl, Kiserit dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit  (tabel 2 dan 3)

Pemangkasan / Penunasan Daun
Penunasan  daun bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal sesuai umur dalam satu pohon serta memudahkan pemanenan.
1.     Tunas pasir, yaitu penunasan tanaman yang berumur 16-20  
        bulan
2.     Tunas produksi, yaitu penunasan yang dilakukan pada umur
        20-28 bulan
3.     Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan menyisakan  sejumlah 28-54 helai pelepah.

Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan untuk menghindari terjadinya persaingan antara tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawit umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.

a. Hama
Tungau : Pengamatan rutin dan penyemprotan dengan pestisida kimia ramah lingkungan
Ulat Setora : Penyemprotan dengan TOP BN
Nematoda : Diracun dengan natrium arsenit.
Kumbang : Dikendalikan dengan Metharrizium anisopliae (Agens M)
Penggerek Tandan Buah : Penyemprotan dengan TOP BN
Ulat Api : Penyemprotan dengan TOP BN

a. Penyakit
Root Blast  : Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp pencegahan dengan SUPER GLIO
Garis Kuning : Penyebab: Fusarium oxysporum ,Pencegahan SUPER GLIO semenjak awal.
Dry Basal Rot : Penyebab: Ceratocyctis paradoxa yang menyerang bagian batang.
Pengendalian: Pengocoran bibit/ tanaman dengan BIO-SPF
Bud Rot : Penyebab: bakteri Erwinia.
Pengendalian: belum ada cara efektif yang ditemukan dalam pemberantasan penyakit ini. Untuk pencegahannya yaitu menjaga kebersihan (sanitasi) kebun terutama disekitar tanaman dan kocorkan BIO - SPF
Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum bisa mengatasi, dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.

PANEN
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, dengan tanda sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari
tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

Besarnya produksi kelapa sawit sangat tergantung pada berbagai faktor, di antaranya jenis tanah, jenis bibit, iklim dan teknologi yang diterapkan. Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar